Banten, – Dalam rangka mempererat sinergitas antara TNI dengan para Tokoh Agama, Sersan Dua (Serda) M. Saepudin, selaku Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 0602-21/Kopo Kodim 0602/Serang, mewakili Danramil menghadiri kegiatan pengajian bulanan bersama Ulama dan Umaro, yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Kopo, bertempat di Masjid Jami Nurul Iman Kampung Ranca Bonteng Desa Cidahu Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Rabu (22/01/2025).
Kapten Inf Sudarsono selaku Danramil 0602-21/Kopo menjelaskan bahwa, kegiatan pengajian yang digelar pada Selasa Januari 2025. Merupakan salah satu upaya, untuk menjaga dan memperkuat hubungan sinergis, antara TNI dan masyarakat, khususnya para ulama dan umaro.
“Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin memastikan bahwa hubungan harmonis antara TNI, dengan para tokoh agama dan masyarakat terus terjaga. Sinergitas ini penting untuk menciptakan situasi yang aman, kondusif, dan harmonis di tengah masyarakat, ” ujar Kapten Inf Sudarsono.
Lanjutnya, kegiatan pengajian diisi dengan tausiyah agama dan diskusi ringan, yang bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan, dan kebangsaan. Kehadiran Babinsa di tengah-tengah kegiatan masyarakat, diharapkan mampu menjadi jembatan komunikasi yang efektif, antara TNI dan masyarakat. Sehingga tercipta kerja sama yang solid, dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah.
Kapten Inf Sudarsono juga menambahkan bahwa kehadiran TNI dalam kegiatan keagamaan, bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan kebangsaan, dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami selalu mengingatkan masyarakat bahwa peran semua pihak, baik ulama, umaro, maupun masyarakat, sangat penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, ” katanya.
Baca juga:
The all-new 2022 Subaru Outback Wilderness
|
Selain itu, Danramil juga mengajak para ulama dan umaro, untuk terus berkolaborasi dalam mengatasi berbagai tantangan yang ada di masyarakat.
“Mari kita bersama-sama menghadapi berbagai persoalan yang mungkin terjadi, seperti isu-isu intoleransi atau potensi konflik sosial, dengan semangat kebersamaan dan dialog yang konstruktif, ” pungkasnya.